Digunakan Untuk Berperang dan Mengusir Lanun, Meriam Terkecil Tersimpan Di Museum Ini

Salah satu koleksi benda- benda bersejarah Museum Daerah Sambas adalah meriam yang menjadi perhatian adalah beberapa meriam ukuran kecil dan sedang, ya.. meriam lela namanya. Diantara meriam yang paling kecil adalah berukuran dengan panjang hanya 10 centimeter masih tersimpan dan menjadi perhatian setiap pengunjung yang datang ke Museum Daerah Sambas. Lihat pada gambar di bawah. Selain itu juga terdapat beberapa meriam lela lain sesuai dengan ukuran dan fungsinya.

Meriam lela atau meriam putar adalah meriam bersize kecil yang terpasang pada posisi yang dapat diputar atau sumbu putar horizontal yang memungkinkan busur gerakan yang sangat luas. Jenis lain yang juga disebut sebagai "meriam putar" adalah jenis awal senapan kombinasi kancing batu-api dengan dua laras yang diputar sepanjang sumbu mereka yang memungkinkan operator meriam untuk mengalihkan laras pola spiral ke laras halus. Meriam putar berbeda dengan meriam pivot, meriam yang jauh lebih besar dan terpasang pada pivot horizontal.

Meriam Lela berukuran 10 cm

Pada jaman masa- masa kejayaan kerajaan Melayu abad ke-17 dan ke-18 di sekitar Semenanjung Malaka, Sumatera dan Borneo Barat yang kerap digunakan sebagai menjaga diri ketika perjalanan untuk berdagang dan menyerang musuh pada masa peperangan. Mereka menggunakan meriam putar berdesain khusus yang disebut "lela" (Bahasa Melayu) dan juga "rentaka" atau "Lantaka", versinya yang lebih kecil dan lebih mudah untuk dibawa kemana- mana. Lela yang digunakan oleh Kesultanan-kesultanan Melayu yang dikenal dengan desainnya yang berbeda dengan desain meriam Barat/Eropa, karena pola-pola ukiran bermotif pucuk rebung, muncungnya yang mengembang menyerupai mulut naga, dan bagian belakangnya yang menyerupai ekor (disebut "Ekor lutung"). Meriam-meriam lela atau lentaka tersebut dipsang di atas kapal-kapal dagang atau pun kapal perang kerajaan untuk menghadapi gangguan dari bajak laut hingga menghaau mereka dan juga digunakan dalam perang laut.




Rentaka/ Lantaka atau dalam Bahasa Melayu Sambas disebut Lantak adalah istilah bahasa Melayu untuk jenis lela yang berukuran kecil, berlaras panjang dan terbuat dari besi. Istilah ini untuk membedakan dengan lela, versi ukuran normalnya. Senjata ini banyak digunakan pada abad ke-17 dan ke-18 di . Rentaka adalah meriam kecil yang berlubang laras halus (smoothbore) dan diisi dari lubang moncong laras (muzzle loading).

Rentaka digunakan umumnya dengan menancapkan pasak di bawah meriam (disebut "cagak") di sebuah standar, atau di gelindingan roda untuk menjadi meriam portabel yang dapat dibawa di kapal-kapal dagang Melayu, atau juga di darat. Senjata ini dahulu digunakan untuk menandakan adanya perang di laut, dan juga sinyal untuk memulai dan mengakhiri puasa pada bulan ramadhan dalam kepercayaan agama Islam. Dalam adat kerajaan, meriam ini juga digunakan untuk mengumumkan kelahiran atau pernikahan dalam keluarga kesultanan saat itu.

Tembikar Karya Bangsa Cina Menjadi Koleksi Museum Daerah

Seni mengolah tanah liat menjadi sebuah karya yang biasanya disebut tembikar atau keramik memang sudah ada sejak jaman dahulu di Tiongkok. bangsa Cina memang lihai mereka bentuk tanah liat menjadi sesuatu benda yang bermanfaat, bahkan bernilai jual tinggi.

Perjalanan tembikar dan keramik di Tiongkok adalah salah yaitu pada tahun 5000 Sebelum Masehi dan setelah itu semakin berkembang, seni tembikar dan keramik Tiongkok pernah berjaya di seluruh dunia, yang ikut berpengaruh pada kemajuan seni dan industri yang sama di berbagai bangsa, antara lain di Korea, Jepang, dan bangsa- bangsa lain di Eropa. Hingga kini Banyak negara mempunyai koleksi keramik Tiongkok kuno, terutama negara-negara di Eropa. Bahkan di Sambas, Indonesia juga memiliki koleksi tembikar atau keramik Tiongkok. Beragam bentuk dan warna dari keramik bangsa cina yang kebanyakan berasal dari era Dinasti Ming yang diperkirakan dibuat pada abad ke 13 M telah menjadi koleksi Museum Daerah Kab. Sambas.




Pengunjung yang berminat untuk melihat secara langsung macam mana bentuk dan rupa keramik Tiongkok ini dapat berkunjung ke Museum Sambas pada setiap hari kerja.